Kompas.com
Mendapati kenyataan organ seks-nya tidak mampu berereksi tentu membuat kaum pria panik. Maklum saja, kemampuan ereksi seringkali dikaitkan dengan mitos kejantanan. Tapi, berhati-hatilah sebelum membeli obat disfungsi ereksi (DE) atau impotensi. Para pakar kesehatan kembali mengingatkan bahaya membeli obat-obatan antiimpotensi yang dijual secara bebas, baik lewat internet atau di pinggir jalan.
Dalam sebuah penelitian terhadap obat-obatan DE yang dijual di Korea Selatan ditemukan obat-obatan itu bukan cuma terkontaminasi, tapi juga mengandung bahan aktif terlalu banyak atau justru tidak mengandung apa pun. Obat-obatan itu bisa berbahaya, terutama untuk pria yang menderita hipertensi atau penyakit jantung.
Dalam penelitian di Korea Selatan para peneliti membandingkan Viagra dan Cialis dengan obat-obatan "sejenis" yang dijual bebas. Ternyata sepertiga dari obat-obatan itu memiliki ukuran dan warna yang berbeda. Sementara itu 58 persen mengandung zat aktif terlalu banyak dan 3 persen tidak mengandung apa-apa.
"Obat yang dibeli dengan bebas itu mungkin lebih murah daripada obat resep, tapi sangat beresiko, atau justru tidak memberikan efek apa pun karena tidak ada isinya," kata Dr.John Morley, direktur geriatri dari Saint Louis University, AS.
Obat jenis inhibitor phosphodiesterase tipe 5 (PDE51) banyak dipakai untuk mengatasi pria penderita impotensi, namun seringkali disalahgunakan dan dipakai pada berbagai obat, meski tidak termasuk dalam kategori impotensi. Golongan obat yang menggunakan PDE51 antara lain sildenafil (merk generik Viagra) dan tadalafil (Cialis). Sejak Viagra diluncurkan dan populer, berbagai obat DE sejenis bermunculan bak cendawan di musim hujan. Padahal, obat DE memiliki tipe khusus, karena pasien perlu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui faktor penyebabnya. Tidak semua pasien yang impotensi diberikan obat DE.
Para ahli juga mengingatkan bahwa obat Viagra yang asli pun memiliki efek samping, terutama pada pria yang juga mengonsumsi obat nitrat untuk mengobati nyeri dada. "Setiap obat memiliki efek samping, karena itu konsultasikan dulu dengan dokter. Dikhawaitrkan obat-obatan yang dijual tanpa resep itu memiliki efek samping lebih berbahaya," kata Morley. Salah-salah Anda yang rugi sendiri.
Dalam sebuah penelitian terhadap obat-obatan DE yang dijual di Korea Selatan ditemukan obat-obatan itu bukan cuma terkontaminasi, tapi juga mengandung bahan aktif terlalu banyak atau justru tidak mengandung apa pun. Obat-obatan itu bisa berbahaya, terutama untuk pria yang menderita hipertensi atau penyakit jantung.
Dalam penelitian di Korea Selatan para peneliti membandingkan Viagra dan Cialis dengan obat-obatan "sejenis" yang dijual bebas. Ternyata sepertiga dari obat-obatan itu memiliki ukuran dan warna yang berbeda. Sementara itu 58 persen mengandung zat aktif terlalu banyak dan 3 persen tidak mengandung apa-apa.
"Obat yang dibeli dengan bebas itu mungkin lebih murah daripada obat resep, tapi sangat beresiko, atau justru tidak memberikan efek apa pun karena tidak ada isinya," kata Dr.John Morley, direktur geriatri dari Saint Louis University, AS.
Obat jenis inhibitor phosphodiesterase tipe 5 (PDE51) banyak dipakai untuk mengatasi pria penderita impotensi, namun seringkali disalahgunakan dan dipakai pada berbagai obat, meski tidak termasuk dalam kategori impotensi. Golongan obat yang menggunakan PDE51 antara lain sildenafil (merk generik Viagra) dan tadalafil (Cialis). Sejak Viagra diluncurkan dan populer, berbagai obat DE sejenis bermunculan bak cendawan di musim hujan. Padahal, obat DE memiliki tipe khusus, karena pasien perlu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui faktor penyebabnya. Tidak semua pasien yang impotensi diberikan obat DE.
Para ahli juga mengingatkan bahwa obat Viagra yang asli pun memiliki efek samping, terutama pada pria yang juga mengonsumsi obat nitrat untuk mengobati nyeri dada. "Setiap obat memiliki efek samping, karena itu konsultasikan dulu dengan dokter. Dikhawaitrkan obat-obatan yang dijual tanpa resep itu memiliki efek samping lebih berbahaya," kata Morley. Salah-salah Anda yang rugi sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar