Sudden Deafness (tuli mendadak) adalah ketulian yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya menyerang bagian koklea salah satu telinga. Penyakit ini dikemukakan pertama kali oleh De Klevn (1944) dan termasuk keadaan darurat otology namun tidak diketahui secara pasti penyebab serta pengobatannya. Apabila pasien menderita penyakit ini dalam waktu 1-3 hari (masa akut), maka pasien dianjurkan untuk rawat inap untuk mendapatkan perawatan secara intensif. Namun apabila sudah melewati masa akut, maka pasien dianjurkan melakukan pengobatan rawat jalan, misalnya terapi hiperbarik (HBOT).
Apa aja penyebabnya?
Sebagian besar kasus ini rata-rata idiopatik (tidak diketahui secara pasti). Dari penjelasan dokter, dapat saya simpulkan beberapa hal yang mungkin bisa menyebabkan Sudden Deafness, yaitu (CMIIW):
* Infeksi virus (misalnya ketika kita flu atau batuk)
* Iskemia koklea atau gangguan aliran darah ke bagian rumah siput (misalnya karna kebanyakan begadang)
* Benturan kepala (misalnya benturan ketika mengalami kecelakaan)
* Alergi terhadap debu
* Lingkungan yang crowded dan bising (misalnya di tempat dugem, ato di industri)
* Perubahan tekanan udara (misalnya menyelam, bepergian menggunakan pesawat terbang)
* Penggunaan earphone (misalnya telpon berjam-jam ato dengerin ipod seharian)
* Efek dari vertigo
* Iskemia koklea atau gangguan aliran darah ke bagian rumah siput (misalnya karna kebanyakan begadang)
* Benturan kepala (misalnya benturan ketika mengalami kecelakaan)
* Alergi terhadap debu
* Lingkungan yang crowded dan bising (misalnya di tempat dugem, ato di industri)
* Perubahan tekanan udara (misalnya menyelam, bepergian menggunakan pesawat terbang)
* Penggunaan earphone (misalnya telpon berjam-jam ato dengerin ipod seharian)
* Efek dari vertigo
Yah, itu semua diatas hanya berbagai kemungkinan, karna memang banyak kasus yang tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Tanda-tandanya apa sih?
Namanya aja uda Sudden Deafness, jadi so pasti kejadiannya begitu mendadak, dan bisa terjadi kapan aja. (lagi on the way, atopun lagi tiduran bisa terserang tiba-tiba). Bila telinga Anda mulai berdenging/berdengung dan merasakan perubahan tekanan udara, bisa jadi Anda menderita Sudden Deafness.
Bisa disembuhin ga?
Dalam beberapa kasus sih bisa. Tapi ga 100%, karena sebagian penderita Sudden Deafness akan menjadi tuli permanen. Untuk itu, bagi yang merasakan keanehan pada telinga, segera periksakan ke spesialis THT pada hari itu juga. Penanganan yang lebih cepat mungkin akan membantu (Tidak boleh dibiarkan lebih dari 5 hari). Biasanya pasien akan diminta untuk melakukan tes audiometri untuk mengetahui tingkat ketuliannya, dan selanjutnya dokter akan menyarankan terapi hiperbarik (HBOT) untuk metode penyembuhannya.
Apa itu terapi hiperbarik?
Hyperbaric adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah chamber (ruangan) bertekanan udara tinggi. Pasien berada di dalam chamber selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni. Dalam kasus ini, pasien diberikan 3×30 menit untuk menghirup oksigen. Awalnya terapi hiperbarik ini hanya dilakukan oleh penyelam dan digunakan oleh angkatan laut. Namun, saat ini terapi hiperbarik sudah dilakukan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit lain, seperti luka bakar, kanker, diabetes, tetanus, stroke, dll (namun sifatnya hanya pengobatan alternatif, bukan pengobatan utama). Oh iya, saat ini banyak ibu-ibu yang memanfaatkan terapi hiperbarik ini untuk perawatan kulit. Yeah, you know lah bahwa oksigen itu baik untuk tubuh kita, jadi banyak deh ibu-ibu yang menggunakan terapi ini untuk menunda masa penuaan.
Tapi sebelum terapi, kita harus lebih dulu menjalani serangkaian tes kesehatan, yaitu rontgen dada dan tes darah. Penderita TBC harus menggunakan masker sendiri, dan penderita kolesterol/diabetes harus menjalani pengobatan terlebih dahulu.
Btw gambar diatas itu adalah hyperbaric chamber, dan perempuan berkacamata itu adalah dokter yang selama ini membimbingku pas terapi, namanya dr. Ety Herawati. Ramah pisan euy dokter yang satu ini… Arghh, kalo uda selese terapi aku mau foto-foto sama tim hiperbarik pokoknyah!
Apa ga bosen di chamber berjam-jam? Bosen lah! Di chamber kita ga boleh bawa HP. Jadi andalannya cuman buku bacaan, permen dan air minum.
Apa gunanya buku bacaan, permen dan air minum itu?
Yang jelas untuk mengusir rasa bosan… Selama 2,5 jam di dalam chamber kita ga diperkenankan untuk terlelap, jadi satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan adalah bengong, ngobrol atau baca buku. Sedangkan air minum berguna untuk menyesuaikan tekanan udara dari dalam dan dari luar, begitu juga dengan gunanya permen. Coba bayangin kalo kita berada di dalam pesawat yang sedang take off ato landing… Horror ga sih, telinga langsung serasa tuli akibat perbedaan tekanan udara… Begitulah di dalam chamber.
Efek samping terapi ini apa?
Selama aku ikut terapi, ga ada efek samping yang membahayakan dari terapi hiperbarik ini. Tapi tiba-tiba wajahku berjerawat. Huaaaa…. ada sekitar 3 ato 4 koleksi jerawat di wajahku sejak mengikuti terapi ini….. Kata dokter sih bukan karna terapi ini. Iya juga ya, mungkin karna mau mens hehehe…
Menurut info, ada beberapa efek samping yang ditimbulkan dari terapi ini, yaitu barotrauma telinga, barotrauma paru-paru, miopia dan katarak.
Harganya gimana?
Oh iya, terapi ini terbagi dari 5 sesi. Untuk sesi pertama biasanya dibebankan sekitar Rp 250.000,-, dan terapi selanjutnya berkisar Rp 180.000,-. Tapi aku kira tiap tempat beda-beda, karna ada yang pasang tarif Rp 150.000,-…
Untuk wilayah Indonesia, dimana aja terapi hiperbarik ini bisa dilakukan?
Good question! Di Indonesia ada beberapa titik, yaitu RSAL Dr. Mintohardjo, RSAL Halong (Ambarawa), RSAL Midiato, RSP Balikpapan, RSP Cilacap, RSU Makasar, RSU Manado, RSUP Sanglah Denpasar, Diskes Koarmabar.
Selain terapi, apa mengonsumsi obat-obatan juga?
Ya, kebetulan aku mengonsumsi beberapa obat selama terapi, diantaranya:
- Disudrin (3×1, masing-masing 2 tablet), untuk menyembuhkan flu. Penderita flu akan kesusahan ketika berada di chamber.
- Indexon/Dexamethasone (3×1), untuk anti peradangan
- Bio ATP (2×1), suplemen untuk menambah tenaga
- Tarontal 400mg (2×1), untuk memperbaiki pengiriman oksigen ke otot (hah? CMIIW)
Nah, setiap kali aku mengkonsumsi Tarontal, beberapa jam kemudian aku mengalami mual dan muntah. Ketika konsultasi ke dokter, aku bilang kalo aku punya riwayat maag dan akhirnya aku dikasi Antasida DOEN yang harus aku konsumsi sebelum makan nasi. Tapi hasilnya nihil, karna aku tetap merasa mual dan muntah. Alhasil dosis Tarontal aku turunin jadi 1×1, tapi hasilnya nihil juga! Arghhh….
Jadi, sekarang sembuh ato belum?
Hari ini adalah hari ketigaku terapi hiperbarik, dan hasilnya menakjubkan! Aku patut berbangga dan lega karna sebelum terapi telinga kiriku cuman bisa denger suara mendenging kayak mikrofon ketemu speaker (bayangin deh…). Tapi sekarang, aku bisa denger suara di telpon! Yeahhh, aku suka terapi ini.. Meskipun agak membosankan karna lama, tapi hasilnya menakjubkan. Semoga sampai hari kelima terus menunjukkan hasil positif (positif sembuh yaaa, bukan positif budeg huhuhuhu). Doakan aku kawan!
Fenny – blog.ajaib.us ^o^
Sumber:
* Nakita
* Suara Karya
* Irwan Ashari
* Meli Purdila Sandi
* Hyperbaric Health
* Harun Yahya
* Suara Karya
* Irwan Ashari
* Meli Purdila Sandi
* Hyperbaric Health
* Harun Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar